TPM #31: PILAR ke 5, Early Equipment Management
Bagian 3: FLEXIBILITY
Flexibility adalah merupakan fungsi pada perbandingan antara Delivery dibagi Biaya. Artinya suatu sistem produksi dinyatakan Flexible apabila sistem tersebut mampu menghasilkan produk secara ekonomis dan mampu jual (sampai dengan ke tanggan pelanggan).
Kemampuan untuk flexible dipengaruhi oleh :
- Set up & Change over. Artinya semakin efisien maka akan memberikan dampak pada batch size yang tepat, WIP yang rendah ~ 0, Lead time yang cepat.
- Demand (kebutuhan) pelanggan/pembeli yang stabil dan mampu di prediksi (forecast-able), sehingga pengadaan mesin, manusia dan materials sanggat mendukung proses tanpa idle.
- Kapasitas yang terencana artinya Kapasitas selalu dapat mengikuti kebutuhan penjualan (tidak over size atau under-size, threshold capacity).
- Pengadaan sumberdaya manusia yang mudah dikendalikan (outsourcing, multi-skill, temporary work).
- Mampu bekerja dengan efisien pada ukuran batch besar maupun kecil pada model maupun variasi produk
Dalam mengukur produktivitas perlu dicermati ‘MEASUREMENT SYSTEM-nya’ sehingga dapat dilakukan Evaluation System (check, audit, meeting) dengan mudah dan tepat. Sebagai pendukung dalam proses improvement untuk mengasilkan performa yang lebih baik perlu diadakannya pelatihan dan pengukuran waktu baku kerja (Training & Time study). Tindakan perbaikan didifinisikan dengan cermat dan terencana sehingga ‘Improvement Action’ benar-benar dapat dilakukan (diimplementasikan dengan baik, benar dan patuh). Pencapaian peningkatan (baru), harus segera dibakukan dalam SOP, OPL atau IK. Pembakuan tersebut menjadi standard kerja baru yang dinamakan Best Practices.
Hubungan atara Productivity (~ Volume/cost) Vs Flexibility (~ Delivery/Cost)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar