Bagian 1: Apa yang dimaksudkan dengan Quality Maintenance System?
Seperti yang sudah kita pelajari bersama, bahwa Quality adalah salah satu indikator dari produktivitas. Dalam OEE dirumuskan bahwa: Availability Rate x Productivity Rate x Quality Rate.
Quality yang dimaksudkan adalah quality yang menjamin bahwa:
- Alat/mesin kerja benar-benar siap untuk menghasilkan produk yang berkualitas (sesuai dengan yang diinginkan pelanggan),
- Quality yang stabil & konsisten
- Biaya yang ekonomis sehingga mampu bersaing dan menang dalam kompetisi
- Meningkatnya nilai OEE
- Hilangnya Downtime (~ mendekati NOL, Zero breakdown), Menurunnya MTTR, Makin lama mesin itu rusak kembali atau nilai MTBF ~ lebih lama (panjang)
- Kepatuhan dalam pelaksanaan Autonomous Maintenance
- Turunnya biaya Maintenance
- Turunnya reject dibarengi dengan semakin banyaknya tindakan pencegahan dibanding dengan corrective, parameternya adalah implementasi OPL dan POKA YOKE
- Hidup dalam kerja sama kelompok yang kuat, ditunjukan dengan lebih banyaknya ‘cross function project’
Tahap #1: Quality Assurance Matrix (QA Matrix)
- QA Matrix adalah alat untuk menentukan prioritas tindakan atas penyebab utama kerusakan mutu pada tahapan proses manufacturing.
- Fokus pada kegiatan proses kerja dan prioritas tindakan
- Bekerja secara konstruktif untuk menanggulangi masalah mutu
- Memeriksa tahapan input yang menyebabakan ketidak-produktivitasan produksi untuk setiap tahapan sub proses kerja
- Memeriksa apakah tahapan prosedur kerja telah dilakukan dengan benar (disiplin & dipatuhi)
- Melakukan Analisa produksi pada kondisi input untuk permasalah pada setiap tahapan proses
- Mendahulukan tindakan untuk mencegah masalah (bisa jadi pengulangan masalah) dititik masalah. Melakukan tindakan dengan cara berhati-hati dalam mengatasi masalah-masalah sulit yang mungkin tidak dapat ditangani dengan mudah atau segera.
- Membagi atas tingkatan masalah, melakukan tindakan investigasi dan rencana tindakan pencegahan.
- Tindakan improvement pada mesin/alat kerja
- Memprioritaskan masalah dengan mempertimbangkan dampak mutu (quality defect mode)
- Memutuskan berdasar penilaian pada skala masalah yang terjadi
- Untuk masalah yang serius, pelajari fenomena yang terjadi
- Investigasi masalah yang terjadi dengan mempelajari tindakan preventive maintenance yang telah dilakukan
- Ujilah apakah tindakan yang dilakukan adalah efektif? Rencanakan perbaikan.
- Setelah melakukan FMEA dan melakukan perbaikan atas rekomendasi, perhatikan ke-efektifan hasil
- Lanjutkan dengan teknik FMCEA
- Amati dan evaluasi hasil perbaikan
- Tindakan perbaikan yang terus menerus didokumentasikan
- Bakukan pencapaian yang terjadi
- Bandingkan ‘After dan Before’ improvement action
- Lakukan pelatihan untuk meningkatkan skill dan kompetensi pekerja dan para supervisor
- Ini adalah tahap ke-dua dalam mengevaluasi (sekaligus mereview) performa hasil kerja mutu atas input dan produksi
- Apakah input telah benar-benar terkendali penuh ~ variasi yang terjadi dalam batas kontrol
- Hasil produksi telah diketahui pasti (terprediksi) akan menghasilkan produk dalam kendali mutu
- Mengunakan rekomendasi dan hasil kerja tahap #8 untuk aktivitas kendali mutu
- Buatlah Quality Check Matrix
- Standard kerja dan proses harus terukur, terbaca, jelas dipahami dan mampu telusur
- Seluruh kegiatan dituangkan dalam catatan mutu kerja
- Data yang ada harus dapat dibaca dan menunjukan kejadian yang sebenarnya, sehingga dapat dilakukan observasi dan memudahkan tindakan improvement berikutnya (~ mencapai kesempurnaan proses atas mutu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar